guruhugo.id
  • TERAS
  • CERITAKU
    • ADE 2015
    • Pemikiran
    • Workshops
  • JALINAN
    • Konsultasi
  • TERAS
  • CERITAKU
    • ADE 2015
    • Pemikiran
    • Workshops
  • JALINAN
    • Konsultasi

MEMBACA ZAMAN: TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN

9/14/2018

0 Comments

 
Berbicara tentang teknologi dalam pembelajaran, apa yang saya maksudkan? Hal mendasar yang saya maksudkan adalah penggunaan alat-alat hasil dari perkembangan teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Sebagai gambaran sederhana, perkembangan dari batu tulis menuju papan tulis dan kapur, kemudian digantikan oleh overhead projector (OHP) di mana nantinya ditambahkan laboratorium bahasa dan komputer, belum lama ini mereka tergerus oleh komputer jinjing alias laptop dan sekarang banyak berseliweran tablet di kelas-kelas.

Apa yang sedang terjadi dalam dunia pendidikan saat ini? Tulisan pendek ini sebenarnya hanya sebuah ungkapan dari pemikiran untuk mengingatkan para pendidik lainnya bahwa zaman bergerak terus. Karena zaman bergerak, maka kita semua sebagai pendidik terutama pendidik di negeri ini, Indonesia, haruslah mulai membaca zaman dengan cerdas. Kita semua terlibat secara intens dalam keseharian bersama para anak didik, maka mari mulai bergerak seiring zaman membawa mereka para anak didik.

Apa yang hendak saya katakan sangat sederhana. Para pendidik sekalian, mulailah untuk sadar bahwa pola pikir anak-anak didik kita bukan lagi para penerima informasi satu arah. Mereka sekarang menjadi penerima informasi dari brbagai arah. Lebih dari itu, mereka juga meneruskan informasi yang didapat dengan mengolahnya terlebih dahulu. Olahan itu menjadi berlanjut ketika hasil olahan itu matang atau tidak. Apa yang dimaksud matang? Yang dimaksud adalah kemampuan mengolah informasi yang didapat. Kemampuan mengolah informasi dimulai dari hal mendasar yaitu ketika menerima informasi. Apakah mereka sadar bahwa informasi yang diterima sarat kepentingan atau benar-benar informasi akurat yang ditujukan untuk meningkatkan pembelajaran? Kemudian, ketika informasi itu merek olah lalu dibagikan kembali, apakah mereka memahami kode etik menyampaikan informasi yang didapat dari sumber-sumber lain?

Masih banyak pertanyaan yang bisa kita buat untuk bagian menerima dan mengolah informasi. Namun, para pendidik sekalian, apakah Anda semua paham bagian-bagian tersebut? Mengapa saya bertanya demikian? Pertanyaan saya pada dasarnya mencoba menggelitik Anda semua, apakah Anda cukup kritis untuk menjadi contoh bagi anak didik kita semua bagaimana menjadi seorang peneliti? Atau jangan-jangan banyak dari antara kita yang dengan santai mengatakan,"Cari saja di YouTube!", "Coba kamu Google!", atau "Kamu bisa cari PDF-nya online". Tampaknya semua yang dikatakan baik-baik saja. Namun ada satu pertanyaan menggelitik, apakah semua yang mereka cari di YouTube itu dapat dipercaya? Lalu, apakah mereka tahu bagaimana mencari informasi dengan benar menggunakan mesin pencari Google. Atau, apakah kita sadar file PDF yang mereka dapatkan di internet itu memiliki hak cipta atau tidak?

Saudara-saudaraku para pendidik semua, jadilah lebih kritis. Carilah informasi yang benar dahulu sebelum melepas anak didik kita ke belantara dunia maya. Mari kita belajar bersama bagaiman menjadi warga digital - digital citizen - yang baik agar kita bisa menjadi contoh yang patut ditiru bagi anak didik kita. Bagaimana memulainya? Cobalah memulainya dengan melihat 3 hal sederhana ini: Informasi yang benar berarti ada penanggungjawab konten yang diakui, ada hak cipta dalam setiap karya, dan mengerti bagaimana sebuah informasi dicari dengan benar (seperti apabila Anda ke perpustakaan. Ingat katalog buku?). Masih banyak hal lainnya yang patut kita bicarakan, namun tulisan ini memang dimaksudkan sebagai tulisan pendek belaka.

Ayo, bangkit dan sadar bahwa kita pendidik yang mengerti bagaimana membaca zaman!

salam pendidikan,


Hugo Indratno
0 Comments



Leave a Reply.